Seusai acara memperingati HUT sebuah sanggar di Surabaya saya dan beberapa rekan mulai merapikan ruangan,membuang sampah dan kegiatan lain untuk mengembalikan ruangan tersebut seperti semula. Ketika aku membereskan air mineral cup yang masih utuh ke dalam kardus-kardus kosong, tiba-tiba dari belakang ada anak kecil yang turut membantuku. Padahal teman sebayanya sebagian sudah pulang kerumah dan banyak pula yang bermain-main di luar halaman gedung. Yang ada di pikiranku ach mungkin anak ini menginginkan air mineral untuk di bawa pulang atau bisa jadi dia ingin kardus kosongnya untuk di kumpulkan (karena mereka adalah anak-anak pinggiran yang bagi mereka kardus sangat berarti jika mereka kumpulkan). Setelah selesai merapikan aku menawarkan air mineral atau kardus kepadanya tapi dia menggelengkan kepalanya lalu beranjak keluar. Aku hanya tertegun diam dan melihat anak itu keluar sampai hilang dari pandangan mataku. Ternyata aku salah tafsir dia benar-benar membantuku tanpa menginginkan imbalan apapun.
Jarang bahkan sangat sulit di temui orang membantu tanpa pamrih di jaman sekarang ini. Kadang kita meminta bantuan ke orang lain susah sekali kalau ga gitu mereka mau bantu asalkan atau ada syarat tertentu. Atau bisa jadi orang pura-pura ga tau dengan masalah atau penderitaan orang lain. Masa bodoh dengan penderitaan atau kesusahan orang lain, “masalahku aja belum kelar ngapain bantu orang lain”. Padahal pada hakikatnya manusia diciptakan saling tolong menolong lho.. Membantu orang lain juga ga perlu harus sampai menuntaskan masalahnya,hanya dengan memberi perhatian kita atau menjadi pendengar yang baik itu juga sangat
membantu meringankan beban orang lain.