“ Ya ampuuun jaman kayak gini masih kutuan?”
Komentar mamaku ketika kuminta untuk metani alias cari kutu yang ada dirambutku.
Memang semua serba modern tapi masih ketemu yang namanya
kutu sepertinya terdengar lucu, menjijikkan bahkan mungkin yang dengar akan
siap-siap jaga jarak dari si penampung kutu itu.
Semua itu berawal dari gatal-gatal
di rambutku. Kukira itu adalah ketombe makanya saya coba ganti shampoo koq
ternyata masih terasa gatal tapi ketombenya ga ada. Katanya sichh gatal karena
beruban. Hmmmm masa saya udah beruban? Kecurigaanku mengarah kepada kutu. Karena
selama mendampingi anak-anak jalanan / pinggiran di sanggar, saya melihat
hampir semua anak berkutu. Atas beberapa saran untuk mengatasi kutu saya mulai
mencoba membasmi si imut yang bikin garuk-garuk kepala ini.
- Keramas dengan mengusapkan kaos putih dikepala. Kaos putih polos atau semacam kaos dalam diusap/digosokkan ke kepala saat rambut penuh dengan shampoo. Nah disitulah kutu akan menempel di kaos. Pertama kali aku mecobanya 1 ekor dapat dieksekusi. Lalu aku terus mencari sampai total ada 6 ekor.
- Menggunakan cem-ceman minyak kayu putih yang dicampur jeruk nipis. Minyak kayu putih dicampur jeruk nipis lalu dioleskan ke kulit kepala dan dibiarkan minimal 2 jam. Setelah 2 jam rambut dikeramasi dengan menggosokkan kaos putih dan hasilnya 1 ekor masih ikutan nempel dikaos.
- Dipetani alias minta tolong orang lain untuk mencari kutu dirambut. Sewaktu dipetani tak ditemukan kutu yang ada cuma lisa/telur yang sudah kosong sejumlah 7.
3 saran tersebut aku coba dan hasilnya gatal berkurang dan
ketika dipetani kutu sudah tak dapat ditemukan. Dari gatal-gatal sampai kutu
bersih saya hanya membutuhkan waktu seminggu. Menurut sumber dari internet, kutu betina dapat menghasilkan 8 telur setiap harinya dan di hari ke 8/10 akan menetas. Nah bisa dibayangkan kan kalau kita ga segera membasmi akan berapa puluh ekor kutu yang menghuni rambut.
Penampakan kutu pertama yang berhasil dieksekusi dengan usapan kaos putih |
Mungkin itu salah satu resiko mendampingi anak sanggar. Tapi bukan berarti berhenti mendampingi mereka. Ada cara untuk tetap mendampingi tanpa tertular kutu rambut. Berikut tips supaya meminimalisir tertular kutu rambut:
- Ikatlah rambut terutama yang berambut panjang supaya tidak berkibar-kibar rambutnya. Karena kutu mudah sekali loncat ke rambut-rambut.
- Jika anak-anak meminjam sisirmu, cek dan bersihkan sisir tersebut setelah mereka pakai sebelum menyisir rambutmu.
- Jika rambut terasa gatal segeralah keramas dengan mengusap rambut menggunakan kaos putih. Hal itu bisa sebagai survei apa rambut kita sudah berpenghuni atau gatal kena ketombe :D
Selain memperisai diri supaya tidak
tertular, saya masih belum menemukan cara bagaimana memberantas kutu di rambut
anak-anak. Kasihan jika melihat mereka garuk-garuk kepala terus ketika bermain.
Tapi ada juga anak yang punya banyak kutu tapi tidak merasakan gatal mungkin
karena sudah kebal. Jika diberi
pengarahan supaya keramas teratur dan dipetani mereka pasti akan tertular lagi
karena teman-teman mereka di sekolah, ditempat bermain juga banyak yang kena
kutu rambut.